Langsung ke konten utama

Perbedaan dari Front-end dan Back-end

Front End dan Back End adalah dua hal yang berkaitan dengan bagaimana sebuah website maupun aplikasi dapat bekerja dan diakses oleh pengguna. Berkaitan dengan proses web development, front end adalah apa yang pengguna lihat pada tampilan sebuah website. Sedangkan back end adalah sistem di balik layar yang mengolah database dan juga server.

Bagian front end sering pula disebut sebagai "client-side" dan back-end disebut dengan "server-side". Orang yang mengelola front end dan back end biasa disebut dengan panggilan Full Stack Developer, sedangkan apabila hanya salah satunya saja, dapat disebut dengan Front End Developer dan Back End Developer.

Dari segi peranan, Front End Developer berperan mengembangkan tampilan situs dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti CSS (Cascading Style Sheets), HTML (Hypertext Markup Language), dan Javascript. Sedangkan untuk Back End Developer bertugas memastikan bahwa sebuah situs dapat berfungsi dan diakses melalui monitoring "di balik layar".

Perbedaan Front End dan Back End Developer

Setelah memahami apa pengertian dari front end dan back end, kamu juga harus mengetahui apa-apa saja perbedaan front end dan back end developer yang wajib diketahui.

1. Perbedaan cara kerja

Dari penjelasan singkat terkait pengertian front end dan back end, kamu pasti dapat mengambil kesimpulan bahwasannya cara kerja dari mengelola front end dan back end cukup berbeda.

Seorang Front End Developer bertanggung jawab atas komposisi tampilan sebuah website dan aplikasi. Mulai dari isi konten, warna-jenis-ukuran font, gambar, serta tombol-tombol yang terdapat harus membuat pengguna merasa nyaman ketika melihat dan berinteraksi di dalamnya. Sedangkan untuk cara kerja Back End Developer, adalah dengan melakukan kontrol dari sisi server, sistem, dan database. Bahasa pemrograman yang biasanya digunakan dalam back end adalah PHP, Ruby, dan Phyton.

2. Perbedaan pada skill yang harus dikuasai

Perbedaan front end dan back end yang selanjutnya yaitu terdapat pada skill yang dimiliki untuk keduanya.

Apabila kamu ingin menjadi seorang Front End Developer maka kemampuan dasar yang perlu kamu miliki yaitu minimal menguasai tiga bahasa pemrograman seperti Javascript, HTML dan CSS. Namun semakin banyak bahasa pemrograman yang kamu kuasai, maka kesempatan untuk menjadi seorang front end developer akan semakin terbuka lebar.

Skill selanjutnya yang dibutuhkan oleh seorang Front End Developer adalah kemampuan mengelola framework dan library. Framework yang digunakan biasanya adalah Angular.js dan React.js.

Sedangkan apabila kamu ingin menjadi Back End Developer, skill yang harus dikuasai adalah membaca bahasa pemrograman yang ditampilkan pada "balik layar" sebuah situs dan aplikasi.

Bahasa pemrograman yang sering digunakan di antaranya framework dan library. Beberapa contoh framework dan library adalah GO, C#, Express dan Django.

Selain keempat bahasa pemrograman tersebut, ada pula bahasa pemrograman dalam perangkat lunak seperti MySQL, SQL Server, dan Oracle yang termasuk ke dalam skillset seorang Back End Developer.

3. Perbedaan waktu kerja

Perbedaan front end dan back end yang ketiga terdapat pada waktu pengerjaannya. Seorang front end developer baru akan memulai pekerjaannya saat UX Designer telah menyelesaikan pekerjaannya. Apabila tidak ada perubahan dari sisi desain UX, maka front end developer dapat segera mengeksekusi bahasa pemrograman pada desain user interface.

Setelah front end developer menyelesaikan pekerjaannya, maka kemudian back end developer mengambil alih pekerjaan. Di mana back end developer menentukan penggunaan instruksi apa saja yang akan diaplikasikan pada desain dan bahasa pemrograman yang digunakan.

4. Perbedaan pada posisi kerja di sebuah perusahaan

Perbedaan front end dan back end yang terakhir yaitu mengenai posisi keduanya di sebuah perusahaan. Meskipun pada dasarnya Front End Developer dan Back End Developer bekerja secara berdampingan namun keduanya tidak selalu digabungkan pada satu posisi yang sama.

Di beberapa perusahaan terdapat kebijakan di mana seorang Front End Developer tidak harus memiliki skill seorang Back End Developer. Karena itu posisi kerja keduanya selalu dibedakan pada sebuah perusahaan.

Front End Developer bekerja di awal pembuatan aplikasi atau situs. Lalu Back End Developer bekerja pada akhir tahap penyelesaian aplikasi atau situs.

Meskipun perusahaan ada yang memilih menggunakan dua orang yang berbeda untuk mengisi posisi Front End Developer dan Back End Developer, ada pula perusahaan yang hanya menggunakan satu pekerja untuk 2 skill tersebut.

Biasanya jika perusahaan mempekerjakan 1 orang untuk mengatasi 2 skill tersebut maka pekerja yang dipilih pasti seorang yang sebut sebagai full stack developer. Full stack developer adalah orang yang menguasai skill yang dimiliki oleh Front End Developer dan Back End Developer.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenali apa itu Kotlin?

Kotlin adalah salah satu bahasa pemograman yang diandalkan untuk membangun aplikasi smartphone, terutama Android. Namun, apakah kamu sudah cukup familiar dengan apa itu Kotlin? Sebenarnya bahasa pemrograman ini semakin populer, lho. Pasalnya,  pada tahun 2017 lalu Google mengumumkan bahwa Kotlin menjadi salah satu bahasa resmi untuk membangun aplikasi Android. Umumnya para developer yang membuat aplikasi Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Namun, sejak Kotlin diumumkan sebagai salah satu bahasa yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi berbasis Android, bahasa pemrograman itu pun jadi semakin populer. Apa Itu Kotlin? Menurut GeeksforGeeks, Kotlin adalah bahasa pemrograman general-purpose yang dikembangkan oleh JetBrains. Kotlin memiliki konstruksi yang berorientasi objek dan fungsional. Pengguna bisa menggunakannya dengan orientasi objek, fungsional, atau menggabungkan keduanya. Dalam situs resminya disebutkan bahwa Kotlin adalah bahasa pemrograman open source yang pertama ka

Mengenal Apa Itu Blockchain?

Dunia blockchain semakin populer di Dunia saat ini, khususnya di negara Indonesia. Semenjak tingginya rasa ingin tahu dari masyarakat terhadap dunia cryptocurrency, semakin tinggi juga pencarian mengenai teknologi blockchain. Bukan hanya di kalangan komunitas IT, namun teknologi ini mulai familiar di kalangan masyarakat awam. Fenomena yang berawal dari perkembangan teknologi internet ini kian menjadi sorotan masyarakat umum. Lalu, apa sebenarnya teknologi blockchain? Apa kaitannya dengan aset cryptocurrency? Apa itu Blockchain? Secara umum, Blockchain dapat diartikan sebagai buku besar digital, di mana setiap transaksi dicatat dan diamankan di banyak database yang tersebar luas di komputer. Dengan kata lain, Blockchain itu salah satu teknologi yang sudah tidak menggunakan pihak ketiga lagi dalam proses pertukaran data atau transaksi. Contohnya, jika kita berbelanja di suatu toko dengan metode pembayaran debit, maka pihak ketiga yang dimaksud adalah Bank yang menghubungkan pembeli denga

Mengenal dengan Jaringan MAN

Metropolitan Area Network (MAN) adalah sebuah jaringan komputer suatu kota yang memiliki transfer data dengan kecepatan tinggi. Jaringan tersebut biasanya menghubungkan berbagai lokasi dalam satu kota, misal perkantoran, kampus, pemerintahan dan sebagainya. Jaringan MAN merupakan gabungan jaringan LAN yang hanya bisa menghubungkan satu gedung saja. Apa itu Jaringan Metropolitan Area Network (MAN)? Menurut Wikipedia, Metropolitan area network atau yang biasa disingkat dengan MAN adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari WAN ini adalah antar 10 km hingga 50 km, WAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya. MAN dinilai cocok untuk jaringan yang menghubungkan antar kantor da