Ransomware adalah serangan malware atau virus yang dikirim peretas untuk mengunci dan mengenkripsi perangkat komputer milik korban. Lalu, peretas akan meminta uang tebusan untuk memulihkan aksesnya. Kurang lebih, seperti itulah gambaran apa itu Ransomware secara sederhana. Namun, pada kenyataannya cara kerja Ransomware dan proses penanganannya tidaklah sederhana. Jika beruntung, masih bisa mendapatkan kembali akses ke perangkatmu. Namun jika tidak, ucapkan selamat tinggal pada data-data penting yang kamu miliki.
Apa itu Ransomware?
Menurut Wikipedia, Ransomware adalah jenis perangkat perusak yang dirancang untuk menghalangi akses kepada sistem komputer atau data hingga tebusan dibayar dengan cara melakukan enkripsi data pengguna komputer dan data tersebut bisa di kembalikan ketika telah membayar. Jenis yang sederhana bekerja dengan mengunci sistem dengan cara yang tidak sulit untuk ditangani oleh orang yang ahli, sedangkan jenis yang lebih canggih akan mengenkripsi berkas sehingga tidak dapat diakses. Serangan ransomware umumnya dilakukan melalui Trojan yang disamarkan sebagai berkas yang sahih.
Jadi, Ransomware adalah salah satu jenis malware (malicious software) yang bekerja dengan metode enkripsi mengolah data menjadi kode yang tidak dapat dibaca oleh perangkat. Sehingga, menyebabkan korban tidak dapat mengakses perangkatnya sebelum data tersebut didekripsi diolah kembali dari bentuk yang sudah dienkripsi agar dapat dibaca oleh perangkat.
Ransomware bisa diatasi dengan aplikasi dekripsi (decryptor) yang mana akan mendekripsi berkas yang sudah terinfeksi perangkat pemeras kembali ke bentuk asalnya. Hanya saja tidak semua jenis perangkat pemeras dapat diatasi dengan decryptor terlebih lagi jika di dalamnya terdapat ID Keys Online yang selalu diperbarui dari pihak pembuat ransomware.
Dari semua jenis malware yang ada, Ransomware adalah salah satu yang paling berbahaya. Berbeda dengan malware lainnya, Ransomware dapat mengacaukan sistem perangkat hingga tidak dapat dioperasikan. Selain itu, Ransomware juga memiliki sifat yang dapat menyebar dan menginfeksi perangkat di sekitarnya. Sehingga, sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan cepat.
Berikut ini statistik perkembangan Ransomware beberapa tahun terakhir berdasarkan situs web cyber security PurpleSec:
- Tebusan Ransomware rata-rata pada tahun 2021 meningkat sebesar 82% dari tahun ke tahun, menjadi $570.000 atau setara dengan 8,1 miliar rupiah.
- Sebanyak 121 serangan Ransomware dilaporkan pada Q1 2021, meningkat 64% dari tahun ke tahun.
- Ransomware terbukti meningkat dengan salah satu jenis Ransomware, Ryuk, yang mengalami peningkatan pesat sebesar 543% selama Q4 2018.
- Pada 2019, Ransomware dengan cara phising meningkat sebesar 109%, dengan varian Ransomware baru tumbuh sebesar 46%.
- Serangan Ransomware meningkat 41% pada tahun 2019 dengan 205.000 bisnis kehilangan akses data mereka.
- Ransomware telah menjadi bentuk serangan siber yang populer dalam beberapa tahun terakhir, tumbuh sebesar 350% pada 2018.
Cara Kerja dari Ransomware
Umumnya, ada tujuh tahap bagaimana Ransomware bekerja untuk mengacaukan sistem di perangkatmu. Berikut penjelasannya yaitu:
1. Infeksi
Ransomware yang terunduh secara tidak sengaja mulai meng-install secara diam-diam di perangkatmu.
2. Eksekusi
3. Enkripsi
4. Notifikasi
5. Pembersihan
6. Pembayaran
7. Dekripsi
Jenis-Jenis Ransomware
1. Encrypting Ransomware
- WannaCry
- CryptoWall
- CryptoLocker
- Locky
2. Locker Ransomware
Ransomware jenis ini tidak bekerja dengan cara mengenkripsi file maupun folder milik korban, melainkan mengunci akses korban ke perangkat. Biasanya, target Locker Ransomware adalah penguncian file maupun perangkat. Tapi terkadang, malware jenis ini juga menyasar hardware milik korban seperti keyboard atau mouse. Locker Ransomware termasuk gangguan tingkat rendah yang masih bisa ditangani cukup dengan menghapus script, dsb. Sehingga, tebusan yang dibayarkan untuk malware jenis ini bisa dibilang lebih sedikit.Beberapa Contoh dari Locker Ransomware, yaitu:
- Winlocker
- Reveton
Cara Mencegah Serangan Ransomware
Setelah mengetahui apa itu Ransomware, saatnya mempelajari cara mencegah Ransomware agar perangkatmu tetap aman. Berikut ini yang dapat kamu lakukan, yaitu:
1. Hindari halaman web tanpa HTTPS
HTTPS atau Hypertext Transfer Protocol Secure berfungsi untuk mengamankan pertukaran data yang terjadi di internet dengan melakukan enkripsi data. HTTPS menjamin keamanan kamu saat mengunjungi website ber-HTTPS melalui 3 aspek: autentikasi, integritas, dan enkripsi.
Mengunjungi website yang menggunakan HTTPS akan membantumu terhindar dari serangan malware tersembunyi. Kamu bisa mengetahui apakah suatu website sudah menggunakan HTTPS dengan mengecek URL website tersebut.
2. Hindari file dari situs tidak resmi
Membuka situs yang tidak resmi saja sudah cukup berbahaya, apalagi jika kamu mengunduh dan meng-install sesuatu dari situs tersebut. File yang ada pada situs tidak resmi adalah tempat paling nyaman bagi Ransomware untuk bersembunyi dan menunggu korban untuk mengunduhnya. Oleh karena itu, usahakan selalu mengunduh file dari situs resmi yang sudah terjamin keamanannya.
3. Hindari iklan dan tautan mencurigakan
4. Backup data secara rutin
Cara kerja Ransomware adalah dengan mengenkripsi data dan mengancam untuk menghapusnya jika korban tidak membayar tebusan. Namun, jika kamu memiliki backup data yang baik, tentunya hal tersebut tidak akan menjadi masalah besar. Inilah alasan pentingnya mengapa kamu harus selalu melakukan backup data secara rutin.
5. Aktifkan firewall dan antivirus
Firewall dan antivirus adalah cara paling efektif untuk mencegah serangan Ransomware maupun jenis malware lainnya. Firewall bekerja dengan menyaring data apa saja yang diakses oleh perangkat saat tersambung ke internet. Firewall juga akan bertindak selayaknya tembok yang melindungi perangkat dari pencurian data oleh peretas. Namun, perlindungan firewall saja tidaklah cukup, dan peretas akan selalu mencari celah untuk masuk ke dalam perangkatmu.
Untuk itu, kamu juga harus memasang antivirus untuk memberikan perlindungan ekstra terutama dari malware berbahaya seperti Ransomware.
6. Gunakan jaringan yang aman
Bagi kamu yang sering menggunakan WiFi publik, maka harus berhati-hati. Karena tidak semua jaringan WiFi publik dilengkapi dengan keamanan untuk mengenkripsi data yang kamu berikan saat berselancar di internet. Akibatnya, data milikmu dapat dengan mudah bocor dan diketahui oleh peretas untuk mengirimkan malware ke perangkatmu. Kalau tidak ingin hal ini terjadi, usahakan untuk selalu menggunakan jaringan yang aman, ya.
Komentar
Posting Komentar