Bagi kamu yang gemar dengan dunia web development, LAMP Server pastinya adalah suatu hal yang sudah tidak asing lagi. Bagaimana tidak? Beberapa aplikasi web open source paling populer saat ini seperti WordPress dan Drupal bahkan menggunakan LAMP. Aplikasi ini dianggap sangat efektif karena mampu bekerja untuk membuat lingkungan aplikasi yang dapat berfungsi secara maksimal.
Apa Itu LAMP Server?
Dilansir dari laman Stackify, LAMP adalah sebuah Server gratis yang terkenal akan pendekatan open source-nya untuk keperluan back end development. Di dalamnya terkandung OS Linux, server web Apache, database MySQL, dan bahasa pemrograman PHP. Selain PHP, web developer juga bisa menggunakan Python dan Perl sebagai alternatif di dalam LAMP Server. Umumnya, para developer memilih LAMP Server karena arsitekturnya yang mudah untuk diterapkan dan disesuaikan.
Tak hanya itu, ia juga memiliki dukungan komunitas besar yang dapat melayani tiap permasalahan dalam semua jenis aplikasi web. Belum lagi, server ini berfungsi sebagai alternatif untuk paket software dan enterprise yang mahal. Hasilnya, LAMP menjadi salah satu server dengan arsitektur paling populer di dunia web development. Arsitektur LAMP berada di balik beberapa CMS populer seperti WordPress, Joomla, dan Drupal.
Komponen dari LAMP Server
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, LAMP Server adalah sebuah perangkat yang terdiri dari beberapa software tertentu. Masing-masing software inilah yang membuat bekerja secara efektif hingga menjadi pilihan para developer.
Nah, seperti apa penjelasan lengkap mengenai masing-masing software yang terdapat di dalam Lamp Server? Berikut adalah penjelasannya yang sudah dirangkum sesuai ujaran Liquid Web.
1. Linux
Linux adalah sebuah operating system yang berperan sebagai lapisan pertama dari LAMP Server. OS satu ini adalah dianggap sebagai tulang punggung LAMP Server karena berfungsi untuk menggerakkan komponen lainnya.
Bagi kamu yang belum tahu, bahasa pemrograman dan database management system yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi harus sesuai dengan platform yang digunakan. Dalam hal ini, PHP dan MySQL bekerja secara efisien dengan Linux yang tersedia di dalam LAMP Server.
2. Apache
Komponen berikutnya yang dapat kamu temukan dalam LAMP Server adalah Apache. Apache sendiri merupakan server web yang paling banyak digunakan di dunia web development. Software satu ini telah melayani lebih dari setengah situs web yang terdapat di internet.
Apache menawarkan dukungan ekstensif dengan komunitasnya yang berkembang dengan baik. Ia bekerja menggunakan HTTP untuk memproses permintaan dalam situs lalu mengirimkan informasinya melalui Internet.
3. MySQL
Lapisan ketiga dalam arsitektur Lamp Server adalah MySQL. MySQL adalah sebuah database management system yang berguna untuk menyimpan data dalam aplikasi. Ia bisa menyimpan semua informasi dalam format yang mudah ditanyakan menggunakan bahasa SQL.
Bahasa SQL sendiri bekerja dengan baik dengan domain bisnis yang terstruktur. Selain itu, MySQL juga kuat dan terbukti cocok untuk menjalankan situs web yang besar dan kompleks.
4. PHP
Komponen terakhir yang terdapat dalam arsitektur LAMP Server adalah bahasa pemrograman PHP. PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang memiliki peran untuk menggabungkan semua elemen LAMP Server. Dalam kata lain, PHP memungkinkan aplikasi web yang dikembangkan untuk dapat berjalan secara efisien.
Manfaat dari LAMP Server
LAMP Server kerap menjadi perangkat favorit developer untuk keperluan pengembangan web. Hal ini cukup wajar. Sebab, LAMP Server terkenal dengan performa dan fitur-fiturnya yang mumpuni. Nah, kira-kira, apa saja manfaat yang bisa diraih developer jika menggunakan LAMP Server? Berikut adalah pemaparannya yang sudah dirangkum sesuai ujaran Phoenix Nap.
- Memiliki sistem database yang keamanannya terjamin
- Proses development yang lebih cepat
- Dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan developer
- Kode di dalamnya dapat bekerja pada berbagai OS, seperti Windows, Linux, Android, dan iOS
Komentar
Posting Komentar