Langsung ke konten utama

Mengenal lebih dalam konsep dari OOP

Untuk dapat membuat program yang sesuai dengan penerapan di kehidupan sehari-hari, OOP adalah jalan keluarnya. Jika biasanya developer merangkai kode berdasarkan function dan logic, dengan OOP developer dapat mengembangkan software yang terbagi dalam objek-objek tertentu. Memang, apa sebenarnya OOP itu?

Apa itu OOP?

Melansir dari laman Wikipedia, Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman berdasarkan konsep "objek", yang dapat berisi data, dalam bentuk field atau dikenal juga sebagai atribut; serta kode, dalam bentuk fungsi/prosedur atau dikenal juga sebagai method. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.

Jadi, object-oriented programming atau OOP adalah suatu metode pemrograman yang berorientasi pada objek. Program-program yang telah ada merupakan gabungan dari beberapa komponen-komponen kecil yang sudah ada sebelumnya. Hal itu dapat mempermudah pekerjaan seorang programmer dalam melakukan pengembangan program.

Objek-objek yang saling berkaitan dan disusun kedalam satu kelompok ini disebut dengan class. Nantinya, objek-objek tersebut akan saling berinteraksi untuk menyelesaikan masalah program yang rumit. Jika sebelumnya developer harus berfokus pada logic yang akan dimanipulasi, dengan OOP, developer dapat lebih terfokus pada objeknya saja untuk dimanipulasi. Pendekatan ini menawarkan cara yang mudah untuk menangani kerumitan suatu pemrograman. Tujuan utama OOP adalah untuk mengatasi kelemahan pendekatan pemrograman konvensional.

Prinsip dari OOP

Dalam object oriented programming, dikenal empat prinsip yang menjadi dasar penggunaannya. Merangkum dari Freecodecamp, keempat prinsip OOP tersebut adalah sebagai berikut.

1. Encapsulation

Encapsulation atau pengkapsulan adalah konsep tentang pengikatan data atau metode berbeda yang disatukan atau “dikapsulkan” menjadi satu unit data. Maksudnya, berbagai objek yang berada dalam class tersebut dapat berdiri sendiri tanpa terpengaruh oleh yang lainnya.

Encapsulation dapat mempermudah pembacaan kode. Hal tersebut terjadi karena informasi yang disajikan tidak perlu dibaca secara rinci dan sudah merupakan satu kesatuan. Proses enkapsulasi mempermudah untuk menggunakan sebuah objek dari suatu kelas karena kita tidak perlu mengetahui segala hal secara rinci.

2. Abstraction

Prinsip selanjutnya yaitu abstraction. Prinsip ini sendiri berarti memungkinkam seorang developer memerintahkan suatu fungsi, tanpa harus mengetahui bagaimana fungsi tersebut bekerja. Lebih lanjut, abstraction berarti menyembunyikan detail latar belakang dan hanya mewakili informasi yang diperlukan untuk dunia luar.

Ini adalah proses penyederhanaan konsep dunia nyata menjadi komponen yang mutlak diperlukan. Seperti kala menggunakan handphone, kamu cukup memberikan suatu perintah, tanpa tahu bagaimana proses terlaksananya perintah tersebut.

3. Inheritance

Inheritance dalam konsep OOP adalah kemampuan untuk membentuk class baru yang memiliki fungsi turunan atau mirip dengan fungsi yang ada sebelumnya.  Konsep ini menggunakan sistem hierarki atau bertingkat. Maksudnya, semakin jauh turunan atau subclass-nya, maka semakin sedikit kemiripan fungsinya. 

4. Polymorphism

Prinsip terakhir dalam OOP adalah polymorphism. Pada dasarnya polymorphism adalah kemampuan suatu pesan atau data untuk diproses lebih dari satu bentuk.  Salah satu ciri utama dari OOP adalah adanya polymorphism. Tanpa hal ini, suatu pemrograman tidak bisa dikatakan sebagai OOP.

Polymorphism sendiri adalah konsep di mana suatu objek yang berbeda-beda dapat diakses melalui interface yang sama. Sebagai contoh, kamu memiliki fungsi untuk menghitung luas suatu benda, sementara benda tersebut berbentuk segitiga, lingkaran, dan persegi. Tentu, ketiga benda tersebut memiliki rumus perhitungan tersendiri.

Dengan polymorphism, kamu dapat memasukkan fungsi perhitungan luas ke tiga benda tersebut, dengan tiap benda memiliki metode perhitungannya sendiri. Ini tentu akan mempermudah perintah yang sama untuk beberapa class atau subclass tertentu. 

Kelebihan dari OOP

1.  Parallel development

Ketika bekerja sama dengan tim, masing-masing programmer dapat membangun class sendiri. Dengan membangun class secara tersendiri, komponen yang sudah dibentuk kemudian dapat digabung menjadi satu kesatuan. Hal ini tentu saja menghemat banyak waktu dibanding harus membangun class satu per satu.

2. Reusable

Dengan OOP, kamu dapat menggunakan berbagai class yang telah kamu buat sebelumnya. Ini tentu akan memudahkan untuk digunakan pada project lainnya yang sejenis. Class tersebut juga dapat kamu ubah sesuai dengan kebutuhan.  

3. Scalability

Berbagai prinsip yang dimiliki OOP bertujuan untuk mempermudah kebutuhan program yang lebih luas atau rumit. Hal ini membuat jika terjadi perkembangan dari program yang sudah ada, menambahkan beberapa fungsi, object, atau class lainnya akan jadi lebih mudah. Program tersebut juga dapat tetap berfungsi dengan baik. 

Kekurangan dari OOP

1. Tidak efisien

Menggunakan OOP akan lebih memakan daya pada CPU yang digunakan. Oleh karenanya, sangat disarankan untuk menggunakan perangkat terbaru saat melakukan pengembangan dengan OOP.

2. Membutuhkan manajemen data yang ketat

Hal lain yang dikeluhkan oleh developer mengenai OOP adalah perlunya kontrol yang cukup ketat terhadap kode-kode tersebut. Hal ini karena OOP akan memunculkan beberapa kode-kode baru jika terdapat kode-kode yang kurang berfungsi dengan baik. Tentu hal ini akan menambah beban pada perangkatmu. 

3. Kemungkinan duplikasi

Dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh OOP,  mengembangkan program baru dari yang telah ada sebelumnya akan jadi lebih mudah. Namun, hal ini justru membuat berbagai project yang dibuat akan terasa seperti sekadar duplikasi saja. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenali apa itu Kotlin?

Kotlin adalah salah satu bahasa pemograman yang diandalkan untuk membangun aplikasi smartphone, terutama Android. Namun, apakah kamu sudah cukup familiar dengan apa itu Kotlin? Sebenarnya bahasa pemrograman ini semakin populer, lho. Pasalnya,  pada tahun 2017 lalu Google mengumumkan bahwa Kotlin menjadi salah satu bahasa resmi untuk membangun aplikasi Android. Umumnya para developer yang membuat aplikasi Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Namun, sejak Kotlin diumumkan sebagai salah satu bahasa yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi berbasis Android, bahasa pemrograman itu pun jadi semakin populer. Apa Itu Kotlin? Menurut GeeksforGeeks, Kotlin adalah bahasa pemrograman general-purpose yang dikembangkan oleh JetBrains. Kotlin memiliki konstruksi yang berorientasi objek dan fungsional. Pengguna bisa menggunakannya dengan orientasi objek, fungsional, atau menggabungkan keduanya. Dalam situs resminya disebutkan bahwa Kotlin adalah bahasa pemrograman open source yang pertama ka

Mengenal Apa Itu Blockchain?

Dunia blockchain semakin populer di Dunia saat ini, khususnya di negara Indonesia. Semenjak tingginya rasa ingin tahu dari masyarakat terhadap dunia cryptocurrency, semakin tinggi juga pencarian mengenai teknologi blockchain. Bukan hanya di kalangan komunitas IT, namun teknologi ini mulai familiar di kalangan masyarakat awam. Fenomena yang berawal dari perkembangan teknologi internet ini kian menjadi sorotan masyarakat umum. Lalu, apa sebenarnya teknologi blockchain? Apa kaitannya dengan aset cryptocurrency? Apa itu Blockchain? Secara umum, Blockchain dapat diartikan sebagai buku besar digital, di mana setiap transaksi dicatat dan diamankan di banyak database yang tersebar luas di komputer. Dengan kata lain, Blockchain itu salah satu teknologi yang sudah tidak menggunakan pihak ketiga lagi dalam proses pertukaran data atau transaksi. Contohnya, jika kita berbelanja di suatu toko dengan metode pembayaran debit, maka pihak ketiga yang dimaksud adalah Bank yang menghubungkan pembeli denga

Perbedaan dari Front-end dan Back-end

Front End dan Back End adalah dua hal yang berkaitan dengan bagaimana sebuah website maupun aplikasi dapat bekerja dan diakses oleh pengguna. Berkaitan dengan proses web development, front end adalah apa yang pengguna lihat pada tampilan sebuah website. Sedangkan back end adalah sistem di balik layar yang mengolah database dan juga server. Bagian front end sering pula disebut sebagai "client-side" dan back-end disebut dengan "server-side". Orang yang mengelola front end dan back end biasa disebut dengan panggilan Full Stack Developer, sedangkan apabila hanya salah satunya saja, dapat disebut dengan Front End Developer dan Back End Developer. Dari segi peranan, Front End Developer berperan mengembangkan tampilan situs dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti CSS (Cascading Style Sheets), HTML (Hypertext Markup Language), dan Javascript. Sedangkan untuk Back End Developer bertugas memastikan bahwa sebuah situs dapat berfungsi dan diakses melalui monitoring "