Meskipun sama-sama memastikan program yang dirancang sudah sesuai atau belum, terdapat perbedaan antara white box dan black box testing. Black box testing adalah uji coba terhadap fungsionalitas sebuah aplikasi atau program apa pun yang sedang dikembangkan. Metode ini juga dikenal dengan istilah behavioral testing.
Di sisi lain, white box testing adalah metode uji coba struktur internal aplikasi melalui sebuah software. Kedua metode pengujian ini sama-sama meninjau aliran input dan output software. Lalu, di mana letak perbedaannya?
Perbedaan Black Box dan White Box Testing
1. Pengetahuan akan struktur internal
Perbedaan paling mendasar antara black box dan white box testing adalah pengetahuan akan struktur internal dari sebuah program. Untuk black box testing, struktur internal dan code yang ada di dalamnya tidak diketahui.
Di sisi lain, orang yang menjalankan white box testing bisa mengetahui code dan semua struktur internal sebuah program. Hal ini karena dalam white box testing, kamu perlu mengetahui apakah ada komponen dari software yang harus diperbaiki atau tidak.
2. Pihak yang melakukannya
Perbedaan kedua adalah pihak yang melakukannya. Black box testing dijalankan oleh software tester, sedangkan white box testing oleh software developer.
Jadi, black box testing bisa dilakukan oleh tim developer, pihak internal dari perusahaan, atau sekelompok orang terpilih.
3. Tujuan masing-masing pengujian
Terdapat perbedaan mendasar lainnya antara black box testing dan white box testing, yaitu tujuannya. Seperti yang disebutkan di awal, black box testing tujuannya adalah untuk menguji fungsionalitas sebuah program yang dikembangkan.
Uji coba ini merupakan salah satu metode user acceptance testing (UAT), untuk mengetahui apakah fungsi aplikasi sudah sesuai dengan ketentuan yang dibuat atau belum. Fokus utamanya adalah pada perspektif end-user aplikasi nantinya.
Apakah user dapat menggunakan produk di dalamnya dengan mudah? Apakah ada hal yang dapat diperbaiki sehingga user experience mereka menyenangkan? Nah, white box testing bertujuan untuk melihat apakah struktur aplikasi tersebut sudah sesuai dengan ketentuan.
Maka dari itu, white box testing biasanya berjalan lebih lama karena harus memastikan semua komponen sudah ada di tempat yang seharusnya dan dapat berjalan dengan lancar.
4. Pengetahuan yang harus dimiliki
Melansir Geeks for Geeks, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan seputar implementasi maupun programming, sedangkan white box testing perlu. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, black box testing diadakan untuk menguji fungsionalitas program.
Maka, yang harus diketahui hanya apakah aplikasi yang dikembangkan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Di sisi lain, white box testing membutuhkan pengetahuan teknis karena memang pengujiannya lebih berfokus ke arah sana.
Komentar
Posting Komentar