Langsung ke konten utama

Memahami Data Wrangling, Proses Mengolah data yang Efisien dan Akurat

Mengolah dan menganilisis data menjadi tanggung jawab seorang data analyst serta data scientist. Ada beragam proses untuk melakukannya, seperti data wrangling. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan data yang lengkap dan tepat bagi bisnis.

Nah, apa itu data wrangling? Apa saja fungsi dan bagaimana proses melakukan data wrangling? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Data Wrangling?



Data wrangling adalah proses mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan merapikan data mentah sehingga dapat dibaca dengan mudah. Ketika kamu mendapatkan hasil dari sebuah riset pasar dan konsumen, data yang kamu terima akan sangat beragam. 

Data tersebut biasanya tidak bisa langsung dibaca dan ditafsirkan, harus ada orang yang mengolah, merapikan, hingga menganalisis. Tugas tersebut biasanya dilakukan oleh data scientist maupun data analyst. Nah, proses ini membuat data lebih mudah dibaca dan disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Hal tersebut agar perusahaan dapat membuat rencana dan strategi bisnis sesuai dengan kebutuhan. Beberapa contoh data wrangling yaitu: 

  1. Menyatukan kumpulan data menjadi satu database
  2. Menemukan data hilang, sehingga dapat diisi atau dihapus
  3. Menghilangkan data yang tidak digunakan atau tidak sesuai dengan tujuan survei 

Proses ini biasanya bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan permodelan otomatis. Hal tersebut juga tergantung pada seberapa besar data yang diolah dan kemampuan tim data perusahaan.

Fungsi Data Wrangling

Menurut Elder Research, sebuah data scientist menghabiskan 80% waktunya untuk melakukan data wrangling. Sementara 20% sisanya baru digunakan untuk mengeksplorasi dan membuat permodelan dari data tersebut. Dengan persentase tinggi, data wrangling tentu punya peran dan manfaat bagi perusahaan, yaitu:

  1. Menghasilkan data akhir yang akurat dengan cara yang paling efisien.
  2. Data yang diolah dan disusun dengan proses yang akurat akan lebih mudah untuk diinterpretasikan dan dibuat dalam data visualization.
  3. Proses data wrangling ini juga dapat memaksimalkan keakuratan dan kualitas data.
  4. Proses ini dapat dibuat menjadi otomatis ke depannya jika memang sudah menemukan formula yang tepat.

Tentu hal ini bisa sangat memangkas waktu dan memudahkan para data analyst ketika mengolah suatu data yang besar jumlahnya. 

Langkah Melakukan Data Wrangling

Menurut Harvard Business School, ada beberapa tahap untuk melakukan proses ini. 

1. Memamahi data

Tahap pertama dari proses ini adalah memahami data secara mendalam. Langkah ini penting dilakukan agar kamu bisa tahu dengan detail dan jelas, apa saja data yang perlu dipakai dan dihilangkan.  Dari sini kamu juga akan mengetahui pengelompokkan yang tepat untuk data tersebut. Tujuannya, kamu bisa mengorganisir dan memetakan data dengan lebih baik. 

2. Merapikan data

Setelah selesai langkah pertama, kamu sudah punya bayangan pengelompokkan yang tepat dari setiap data yang ada. Jadi, tahapan selanjutnya adalah menata, mengorganisir, dan merapikan data.  Ketika data dikumpulkan, ada banyak yang tidak terisi dengan komplit atau sesuai dengan tujuan survei. Di tahap ini, semua baris dan kolom data harus dikelompokkan, sehingga bisa diolah lebih lanjut.

3. Membersihkan data

Sebelum masuk pengolahan, data yang tidak lengkap atau tak sesuai akan dihapus. Proses ini tergantung jenis data yang sedang diolah, bisa saja menghapus baris atau kolom yang membingungkan. Hal lain yang juga masuk dalam tahap data wrangling ini adalah menentukan standar yang sama untuk semua data. Tujuannya untuk memudahkan kamu dalam memutuskan apakah data tersebut diperlukan atau harus dihapus.

4. Memperkaya data

Ketika data sudah rapi, langkah selanjutnya adalah menambah data yang sudah diolah sebelumnya. Data ini biasanya didapat dari survei lain, sehingga memperkaya hasil dari data kamu saat ini. Dengan begitu, kamu dapat melihat data yang lebih besar dan luas.   

5. Validasi data

Proses validasi ini sangat penting untuk mengetahui apakah data yang sudah diolah dan dirapikan tersebut akurat. Bahkan tak hanya akurat, tolak ukurnya adalah apakah data tersebut sesuai dengan goal-nya. 

Ketika proses ini berlangsung, mungkin kamu harus kembali ke tahap dua atau tiga lagi jika datanya belum akurat. Jika sudah valid, kamu bisa membuat permodelan dan membuat proses pengolahan data menjadi otomatis. 

6. Mempublikasikan data

Setelah memastikan data valid, hasilnya bisa dibuat menjadi sebuah data visualization. Data akhir ini adalah data yang harus sudah sangat mudah dimengerti oleh semua orang, dari rekan kerja hingga bosmu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenali apa itu Kotlin?

Kotlin adalah salah satu bahasa pemograman yang diandalkan untuk membangun aplikasi smartphone, terutama Android. Namun, apakah kamu sudah cukup familiar dengan apa itu Kotlin? Sebenarnya bahasa pemrograman ini semakin populer, lho. Pasalnya,  pada tahun 2017 lalu Google mengumumkan bahwa Kotlin menjadi salah satu bahasa resmi untuk membangun aplikasi Android. Umumnya para developer yang membuat aplikasi Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Namun, sejak Kotlin diumumkan sebagai salah satu bahasa yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi berbasis Android, bahasa pemrograman itu pun jadi semakin populer. Apa Itu Kotlin? Menurut GeeksforGeeks, Kotlin adalah bahasa pemrograman general-purpose yang dikembangkan oleh JetBrains. Kotlin memiliki konstruksi yang berorientasi objek dan fungsional. Pengguna bisa menggunakannya dengan orientasi objek, fungsional, atau menggabungkan keduanya. Dalam situs resminya disebutkan bahwa Kotlin adalah bahasa pemrograman open source yang pertama ka

Mengenal Apa Itu Blockchain?

Dunia blockchain semakin populer di Dunia saat ini, khususnya di negara Indonesia. Semenjak tingginya rasa ingin tahu dari masyarakat terhadap dunia cryptocurrency, semakin tinggi juga pencarian mengenai teknologi blockchain. Bukan hanya di kalangan komunitas IT, namun teknologi ini mulai familiar di kalangan masyarakat awam. Fenomena yang berawal dari perkembangan teknologi internet ini kian menjadi sorotan masyarakat umum. Lalu, apa sebenarnya teknologi blockchain? Apa kaitannya dengan aset cryptocurrency? Apa itu Blockchain? Secara umum, Blockchain dapat diartikan sebagai buku besar digital, di mana setiap transaksi dicatat dan diamankan di banyak database yang tersebar luas di komputer. Dengan kata lain, Blockchain itu salah satu teknologi yang sudah tidak menggunakan pihak ketiga lagi dalam proses pertukaran data atau transaksi. Contohnya, jika kita berbelanja di suatu toko dengan metode pembayaran debit, maka pihak ketiga yang dimaksud adalah Bank yang menghubungkan pembeli denga

Perbedaan dari Front-end dan Back-end

Front End dan Back End adalah dua hal yang berkaitan dengan bagaimana sebuah website maupun aplikasi dapat bekerja dan diakses oleh pengguna. Berkaitan dengan proses web development, front end adalah apa yang pengguna lihat pada tampilan sebuah website. Sedangkan back end adalah sistem di balik layar yang mengolah database dan juga server. Bagian front end sering pula disebut sebagai "client-side" dan back-end disebut dengan "server-side". Orang yang mengelola front end dan back end biasa disebut dengan panggilan Full Stack Developer, sedangkan apabila hanya salah satunya saja, dapat disebut dengan Front End Developer dan Back End Developer. Dari segi peranan, Front End Developer berperan mengembangkan tampilan situs dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti CSS (Cascading Style Sheets), HTML (Hypertext Markup Language), dan Javascript. Sedangkan untuk Back End Developer bertugas memastikan bahwa sebuah situs dapat berfungsi dan diakses melalui monitoring "